One-piece flow (2)
Bagaimana
cara ideal untuk mengatur peralatan dan proses Anda? Dalam pemikiran produksi
massal yang tradisional (cara yang dianut sebagian besar perusahaan),
jawabannya tampak jelas: kelompokkan mesin yang serupa dan orang yang memiliki
keterampilan serupa. Jadi pemikiran produksi massal merancang departemen
enjiniring mesin, enjiniring listrik, akuntansi, pembelian dan manufaktur di
samping departemen untuk pengepresan, pengelasan, pematrian kabel, perakitan,
dan sebagainya. Berikut ini adalah manfaat yag diperoleh dari pengelompokan
orang yang memiliki keteranpilan dan peralatan yang serupa:
1. Skala ekonomis (economies of
scale). Yang
pertama dan utama, pemikiran produksi massal berkaitan dengan menekan serendah
mungkin biaya produksi per unut dari seriap peralatan atau setiap pekerja di
dalam suatu operasi manual. Memiliki satu alat pres yang besar untuk memenuhi
kebutuhan dari semua produk akan menimbulkan biaya modal per potong yang paling
rendah. Dan kemudian Anda berusaha memanfaatkan alat itu 100% dari waktu yang
tersedia untuk memperoleh utilisasi asset yang maksimum. Demikian pula, dengan
mengorganisir orang ke dalam departemen-departemen, Anda alan memusatkan
perhatian pada praktik terbaik dari setiap keahlian professional dan
meningkatka produktivitas (atau inovasi) hingga tingkat yang tertinggi yang
dapat dicapai oleh seseorang.
2. Fleksibilitas dalam penjadwalan
yang nyata. Ketika
Anda menempatkan semua mesin las dalam satu departemen, akan lebih mudah bagi
manajer departemen pengelasan untuk menjadwalkan mesin-mesin yang tersedia dan
para tukang las untuk melaksanakan pekerjaan yang muncul. Bila Anda menciptakan
sel-sel one-piece, sehingga mereka
tidak lagi bebas untuk melakukan pekerjaan lain yang mungkin akan muncul.
Dalam
pemikiran produksi massal, segera setelah Anda memutuskan untuk mengelompokkan
semua jenis orang dan proses yang serupa berdasarkan departemen, pertanyaan
selanjutnya adalah seberapa sering Anda memindahkan material atau informasi
antar departemen? Karena Anda telah mengatur orang dan peralatan berdasarkan
spesialisasi, Anda harus menciptakan spesialisasi yang lain, departemen
penanganan material atau departemen perencanaan, untuk menggerakan material.
Departemen
ini juga diukur berdasarkan efisiensi. Cara yang paling efisien untuk
mengoptimalkan penggunaan sesorang yang memindahkan material adalah dengan
menyuruh orang itu memindahkan material sebanyak mungkin dalam setiap
perjalanan. Dari sudut pandang departemen penanganan material, waktu yang
optimal untuk memindahkan bahan baku dari satu departemen ke departemen lainnya
adalah dalam batch besar. Tujuannya
adalah untuk memindahkan material satu kali dalam sehari, atau bahkan yang
lebih baik, satu kali dalam seminggu.
Cara
terbaik untuk menjadwalkan operasi yang diorganisasikan menjadi proses-proses
yag terpisah adalah mengirimkan jadwal individual kepada masing-masing
departemen.
Lean thinking memcermati cara mengorganisasikan seperti ini dan melihat
bahwa perusahaan akan menghasilkan banyak persediaan barang dalam proses (work-in-process/WIP). Peralatan yang
tercepat, seperti misalnya mesin pres, akan menumpuk WIP terbanyak.
Material
yang hanya menunggu dalam bentuk persediaan ditimbulkan oleh pemborosan yang
paling fundamental, produksi yang berlebih. Sistem produksi massal menjamin
adanya produksi berleih dalam batch besar.
Yang pada akhirnya akan memastikan terjadinya persediaan yang menumpuk dan
menganggur, mengambil ruang pabrik yang berharga, dan yang lebih penting
menyembunyikan masalah.
Mengapa Lebih Cepat Lebih Baik dalam Proses Mengalir
Seringkali kita berpikir bahwa meningkatkan kecepatan
proses berarti berkompromi dengan kualitas, bahwa lebih cepat berarti lebih
ceroboh. Namun proses mengalir justru menghasilkan yang sebaliknya, proses
mengalir pada umumnya meningkatkan kualitas.
Logika yang sama dapat diterapkan pada proses bisnis atau
proses enjiniring. Biarkan masing-masing departemen melakukan pekerjaannya
dalam batch dan memberikan batch tersebut kepada departemen lain
dan dapat dipastikan akan terjadi keterlambatanyang besar dalam penyelesaian
pekerjaan. Banyak birokrasi yag berlebihan akan terus bertambah, mengatur
standar untuk setiap departemen, dan banyak posisi yang tidak menambah nilai akan
diciptakan untuk mengawasi alur barang. Sebagian besar waktu akan dihabiskan
untuk menunggu keputusan atau tindakan. Hasilnya akan terjadi kekacauan dan
kualitas yang rendah.
Ambil orang-orang tepat yang melakukan pekerjaan yang
menambah nilai, aturla mereka dalam satu barisan, dan alirkan proyek melalui
orang-orang tersebut dengan sejumlah pertemuan untuk mengatur integrasi dan
Anda akan memperoleh kecepatan, produktivitas, dan kualitas yang lebih baik.
Referensi:
Liker, J.
(2003).The Toyota Way: 14 Management
Principles from the World’s Greatest Manufacturer. McGraw-Hill.
Komentar
Posting Komentar